Sahabat,
bagaimana sedih dan galaunya seorang ibu mendapati anaknya bandel, nakal
dan sering menjadi trouble maker orang-orang di sekitarnya, bahkan
terkesan merusak dan menyakiti orang lain dan diri sendiri, ini salah
siapa? Padahal jika dirunut, tiada seorang pun yang lahir di dunia ini
kecuali dalam keadaan fitrah, dan mau jadi apapun anak kelak, Yahudi,
Nasrani atau Majusi ternyata orangtua-lah yang berperan, seperti yang
disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Peran orangtua memang sangat penting dalam membentuk karakter anak selain memilihkan agama yang tentu benar untuknya. Lalu, bisakah ya sahabat, anak yang hiperaktif, sangat bandel atau nakal dan selalu bikin masalah menjadi anak sholeh, lembut hati, cerdas, sopan santun, taat beragama, baik hati, penurut dan penyejuk hati orangtuanya?
Jawabannya, mengapa tidak? Saya mempunyai suatu pengalaman berharga yang bisa saya bagi. Anak lelaki sulung saya, saat Pra sekolah luar biasa bandelnya, sering membuat saya menangis.
![]() |
Sumber : youtube.com |
Peran orangtua memang sangat penting dalam membentuk karakter anak selain memilihkan agama yang tentu benar untuknya. Lalu, bisakah ya sahabat, anak yang hiperaktif, sangat bandel atau nakal dan selalu bikin masalah menjadi anak sholeh, lembut hati, cerdas, sopan santun, taat beragama, baik hati, penurut dan penyejuk hati orangtuanya?
Jawabannya, mengapa tidak? Saya mempunyai suatu pengalaman berharga yang bisa saya bagi. Anak lelaki sulung saya, saat Pra sekolah luar biasa bandelnya, sering membuat saya menangis.
Setiap bermain, selalu saja teman-temannya
berteriak karena ulahnya dan terjadilah insiden.
Ada yang dicakar
sampai berdarah-darah wajahnya hingga saya harus bolak balik meminta
maaf pada ibu anak yang dicakar itu, menggigit orang-orang yang
dijumpai, belum lagi menangis sambil teriak-teriak di tempat umum,
sampai-sampai mulutnya berdarah saat sujud karena tak sengaja beradu
kepala dengan saya.
jari kecil adiknya tak sengaja dijepitkan dia di
pintu rumah membuat panic se-isi rumah, menaburkan pasir pada es krim
yang baru dimakan anak tetangga dan masih banyak lainnya, lalu bagaimana
kabar sulungku sekarang?
Alhamdulillah Ummi, sekarang ia ada dipesantren kelas 10 alias 1 SMA, ia tumbuh menjadi remaja tampan, sopan santun, rendah hati, rajin mengaji dan beribadah dengan lebih baik (karena di pesantren) suka empati pada sesama, berupaya menolong siapa saja yang membutuhkan, ramah, tebar senyum, berprestasi cerdas pikir dan hati dan sederet ciri anak sholeh melekat padanya.
Alhamdulillah Ummi, sekarang ia ada dipesantren kelas 10 alias 1 SMA, ia tumbuh menjadi remaja tampan, sopan santun, rendah hati, rajin mengaji dan beribadah dengan lebih baik (karena di pesantren) suka empati pada sesama, berupaya menolong siapa saja yang membutuhkan, ramah, tebar senyum, berprestasi cerdas pikir dan hati dan sederet ciri anak sholeh melekat padanya.
Kebandelannya hilang saat ia
mulai bersekolah TK. Mengapa bisa demikian, ini ummi saya bagi Tips
sederhananya mengubah anak bandel menjadi anak sholeh:
1. Keteladanan
Orangtua adalah teladan yang utama bagi anak. Jika anak diperintahkan shalat, namun orangtuanya asyik ngobrol dan nonton sinetron, tentu tak akan digubris oleh anak, begitu juga saat mengaji, belajar, juga bersikap.
1. Keteladanan
Orangtua adalah teladan yang utama bagi anak. Jika anak diperintahkan shalat, namun orangtuanya asyik ngobrol dan nonton sinetron, tentu tak akan digubris oleh anak, begitu juga saat mengaji, belajar, juga bersikap.
Akan sangat lucu menginginkan anak ramah pada tetangga namun kita judes
pada mereka. Ingin anak suka berbagi tapi pada dasarnya kita pelit,
atau ingin mereka empati akan tetapi kita suka antipati.
2. Banyak diskusi dengan anak
Saya pernah ditegur ibu, “Anak masih kecil kok diajak berbicara seperti itu, tentu ia tidak mengerti...” Nah itulah jurus terjitu saya. Anak lelaki ini adalah cerdas, ia akan menerima apa saja perkataan orang lain tanpa harus menoleh.
2. Banyak diskusi dengan anak
Saya pernah ditegur ibu, “Anak masih kecil kok diajak berbicara seperti itu, tentu ia tidak mengerti...” Nah itulah jurus terjitu saya. Anak lelaki ini adalah cerdas, ia akan menerima apa saja perkataan orang lain tanpa harus menoleh.
Makanya jika anak diajak diskusi dengan banyak perkataan
tentu mau tak mau ia akan duduk dan mendengarkan. Jangan hanya
berdiskusi masalah sepele yang itu-itu saja, seiring bertambahnya usia,
coba dengan hal yang lebih berat, dan lihat reaksi cara
menyelesaikannya.
3. Menasehati dengan kisah-kisah inspiratif
Karena saya penulis kisah, apa yang saya dapat dari kisah-kisah Nabi, orang-orang hebat, kisah orang shaleh selalu saya ceritakan padanya. Bukan hanya sekedar nasehat biasa, dan ini terkadang lebih manjur dari pada nasehat konvensional dengan bahasa perintah.
4. Ajak anak untuk belajar menyelesaikan masalah
Tentu persoalan yang tebang pilih yang cocok untuk seusianya. Saya terkadang malah memperlihatkan tangis saya dihadapannya, agar tahu jika memang saya sakit benar saat ia mungkin menggigit atau tak sengaja melukai saya, atau sedang sedih karena sesuatu hal.
3. Menasehati dengan kisah-kisah inspiratif
Karena saya penulis kisah, apa yang saya dapat dari kisah-kisah Nabi, orang-orang hebat, kisah orang shaleh selalu saya ceritakan padanya. Bukan hanya sekedar nasehat biasa, dan ini terkadang lebih manjur dari pada nasehat konvensional dengan bahasa perintah.
4. Ajak anak untuk belajar menyelesaikan masalah
Tentu persoalan yang tebang pilih yang cocok untuk seusianya. Saya terkadang malah memperlihatkan tangis saya dihadapannya, agar tahu jika memang saya sakit benar saat ia mungkin menggigit atau tak sengaja melukai saya, atau sedang sedih karena sesuatu hal.
Ternyata anak langsung
bereaksi terkadang menyentuh tangan atau pundak hanya ingin menenangkan
ibunya.
5. Doakan anak disetiap kesempatan yang kita punya
Apa yang lebih didambakan anak selain doa orangtuanya yang akan menerangi langkah mereka dan mempermudah menjadikan anak sholeh yang akhirnya sebagai investasi akherat kita?
Sahabat, jangan menyerah jika mempunyai anak yang ‘teridentifikasi’ nakal, bandel atau pembuat masalah.
5. Doakan anak disetiap kesempatan yang kita punya
Apa yang lebih didambakan anak selain doa orangtuanya yang akan menerangi langkah mereka dan mempermudah menjadikan anak sholeh yang akhirnya sebagai investasi akherat kita?
Sahabat, jangan menyerah jika mempunyai anak yang ‘teridentifikasi’ nakal, bandel atau pembuat masalah.
Setiap orangtua adalah kekuatan terbesar dalam memotivasi
anaknya untuk berubah menjadi anak yang soleh dan berbakti pada
orangtuanya. Saya saja berhasil, InsyaAllah sahabat Ummi juga bisa!
0 komentar:
Posting Komentar